Jumat, 16 Desember 2011

[oleh-oleh] GULA ‘MALINDA DEE’

Jika sewaktu-waktu Anda berkunjung ke Desa Salut, Kecamatan Kayangan kesan pertama Anda mungkin adalah kering, gersang dan panas terutama jika Anda berkunjung pada musim kemarau. Ups, jangan buru-buru putar haluan sebab di bagian atas desa ini nantinya Anda akan disambut dengan hawa sejuk pepohonan nan rindang. Maklum desa ini di sebelah selatannya berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Rinjani sedangkan di bagian timur berbatasan dengan Desa Mumbul sari Kecamatan Bayan. Desa ini memiliki potensi yang beragam, pohon mete, kakao, kopi dan kelapa menjadi andalan ekonomi sebagian masyarakatnya di samping juga hasil kebun dan pertanian lainnya. Oya, jangan lupakan juga pohon arennya. Nah untuk tanaman yang satu ini menjadi sumber alternatif penghasilan sebagian masyarakat disana. Air sadapannya uih...segar dan manis. Tak hanya sekedar menjadi minuman segar saja, air nira atau aren ini menjadi bahan baku pembuatan gula merah. Gula aren tersebut di produksi oleh sebagian besar rumah tangga yang berada di dusun Montong Singgan dimana dalam sehari produksinya bisa mencapai 10 kg apabila musim aren telah tiba. Gula aren hasil produksi masyarakat Desa Salut sangat baik, bersih, warnanya terang dan yang khas dari gula ini, bentuknya itu lho....’besar dan montok banget’ kayak punyanya si Malinda Dee, makanya tak ayal FK Kayangan sering menyebutnya ‘gula malinda dee’. Gula tersebut biasanya di jual dengan harga Rp 8.000 sampai dengan Rp 11.000 per kg, basanya di ambil oleh pengepul untuk di bawa ke pasar mingguan yang ada di daerah Kecamatan Kayangan tetapi biasanya pada pasaran Tampes hari rabu karena dekat dekat juga dengan wilayah tempat tinggal masyarakat atau desa tetangga. Gula aren Salut sangat manis, baik di sajikan untuk pembuatan penganan seperti kue–kue tradisional khas masyarakat sasak seperti kue Celilong yang merupakan kue yang terbuat dari ubi parut dengan di beri gula aren di dalamnya dan di bungkus daun pisang, kue wajik, kue Abouok dan kue tradisional lainnya.. Kue tradisional tersebut sangat nikmat di santap dengan teh atau kopi hangat sambil menikmati pemandangan desa Salut yang hijau dengan pohon-pohonnya yang melambai-lambai di tiup angin sore hari…. Ehm… nikmatnya…segar bugar n bikin bodi semontok malinda dee. (Penulis: FKG Kayangan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar